Tembilahan, bappeda.inhilkab.go.id – Salah satu fokus pembangunan pertanian adalah mengembangkan sistem ketahanan pangan dalam arti terjaminnya ketersediaan pangan dan gizi yang cukup untuk kebutuhan hidup masyarakat.
Menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan dan peraturan pemerintah Nomor 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, juga telah mengamanatkan diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan konsumsi beras dan terigu. Kementerian Pertanian menempatkan program diversifikasi pangan lokal sebagai cara bertindak kedua (CB2) dalam program peningkatan ketersediaan pangan di era normal baru. Program akan difokuskan pada peningkatan penyediaan dan konsumsi jagung, ubi kayu, sagu, kentang, pisang dan talas untuk memenuhi kecukupan gizi masyarakat agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif.
Berdasarkan hal tersebut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau melaksanakan FGD (Focus Group Discussion) dan Riset Unggulan Daerah Provinsi Riau Tahun 2023 yang satu diantaranya berjudul Pengembangan Model Diversifikasi dan Pengelolaan Cadangan Pangan Sumber Karbohidrat Lokal Non Beras di Provinsi Riau.
Riset tersebut dilaksanakan di tiga daerah provinsi Riau diantaranya Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hili dan Pemerintah Kota Pekanbaru. Untuk Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir Kegiatan tersebut di fasilitasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Indragiri Hilir yang digelar di aula kantor bappeda pada Rabu, (25/10/2023).
FGD dibuka oleh kepala Bappeda Kab. Inhil Drs. H. Tuah Muhammad Syaifullah, MM dan menghadirkan 2 (dua) orang narasumber diantaranya Dr. Masykur. HZ, S.Pi. M.Si Camat Gaung Anak Serka Kabupaten Indragiri Hilir dan Abdurrahman Sekretaris Dinas Pekebunan Indragiri Hilir yang membahas tentang kelembagaan dan Prospek tanaman sagu di Kabupaten Indragiri Hilir.
Kemudian FGD ini Turut dihadiri oleh beberapa OPD terkait diantaranya, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kab. Inhil, Dinas Perdaganganan dan Perindustrian Kab. Inhil, Pengusaha Sagu, Petani Sagu dan Pengiat UMKM.
Kepala Bappeda Kab. Inhil Drs. H. Tuah Muhammad Syaifullah, MM dalam sambutannya mengatakan, menyambut baik langkah yang diambil oleh bappedalitbang provinsi riau dalam mengkaji produk pangan lokal (sagu) sebagai Cadangan Pangan Sumber Karbohidrat.
“saya berharap setelah digelarnya FGD (Focus Group Discussion) mengenai sagu setidaknya kita semua bisa membuat Catatan sehingga bisa kita tuangkan ke dalam pembahasn lebih lanjut”, Harapnya.
Dalam pemaparan Dr. Masykur. HZ, S.Pi. M.Si Camat Gaung Anak Serka mengatakan Potensi sagu dapat menjadi bahan cadangan pangan, Sagu mampu menghasilkan pati kering hingga 25 ton per haktare (Ha), jauh melebihi beras atau jagung. Kandungan pati kering beras yang hanya 6 ton per Ha dan pati kering jagung hanya 5,5 ton.
Sementara itu dalam pemaran Abdurrahman Sekretaris Disbun Kab. Inhil mengatakan, Kabupaten Indragiri Hilir merupakan daerah kedua terbanyak di Provinsi Riau setelah Kabupaten Kepulauan Meranti dalam menghasilakn Sagu yaitu sebanyak 13.969 ton (4,87%) Data BPS Inhil.
Oleh karena itu diperlukan sosialisasi dan promosi budayakan makan sagu kembali yang didorong oleh pemerintah dan penanganan secara konprehensif/terpadu dari hulu-hilir dalam bentuk peningkatan kapasitas budi daya, pelatihan produk hilir dan pemasaran. (MCB/Rom)