21 November 2024

TEMBILAHAN (17/6/2022) ;- Kesediaan air merupakan kebutuhan dasar yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat, namun untuk di Indragiri Hilir dengan mayoritas lahan gambut sehingga sejak dulu terus mengalami krisis air bersih.

Guna memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Inhil melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) mengunjungi UPT. Riau Science Techno Park (RSTP) Bappedalitbang Provinsi Riau pada tanggal 24 Mei 2022 yang lalu, guna meminta dukungan UPT. RSTP agar dapat memperkenalan teknologi pengelolaan air bersih pada lahan gambut di Kabupaten Indragiri Hilir.

Menurut Kepala Bidang Litbang Bappeda Kab. Inhil Sirajuddin Sayuthi, M.Si, bahwa UPT. RSTP menyambut baik dan mendukung penuh usulan tersebut dan akan melaksanakan sosialisasi sekaligus uji coba teknlogi di tahun 2022 ini dengan menetapkan salah satu Desa ataupun Kelurahan di Kabupaten Indragiri Hilir sebagai Pilot Project.

“Alhamdulillah Pemprov Riau melalui UPT. RSTP Bappedalitbang Prov Riau mendukung penuh upaya Kab. Inhil dalam penyediaan Air Bersih melalui Penerapan Inovasi Teknologi Pengelolaan Air Gambut dan rencananya di bulan Juli akan dilakukan Uji Coba Teknologi tersebut pada salah satu Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir”, ungkap Kabid Litbang.

Ditambahkan oleh Sirajuddin, jika teknologi ini berhasil dan lebih efisien tentunya akan direkomendasi kepada Pimpinan untuk dapat menjadi salah satu program prioritas Pemkab Inhil maupun Pemerintah Desa dalam memenuhi kebutuhan Air Bersih di Daerah Gambut.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala UPT. RSTP melalui Kepala Seksi Inkubasi Teknologi dan Bisnis, Eki Efrizal, ST, MT, mengaku sangat menyambut baik kehadiran Bappeda Inhil ke RSTP dalam menjemput teknologi pengolahan air gambut tersebut.

“Kita sangat menyambut baik, kolaborasi ini insyaallah akan kita realisasikan dan laksanakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Inhil,” sebut Eki dalam diskusi bersama Litbang Bappeda Inhil.

Jika untuk percobaan dan percontohan, sebut Eki lagi, bisa dibuat simulasinya dengan tempat yang sederhana. Jika dirasa oleh Pemkab Inhil terkait simulasi air bersih sudah tercapai dan berhasil serta lebih efisien dari sisi anggaran jika dibandingkan dengan pembangunan sumur bor, maka Pemda dan Pemerintah Desa di Inhil bisa memasukkannya penggaran apakah melalui APBD Kabupaten ataupun APBDes untuk pelaksanaan pembuatan peralatan penjernihan air gambut dalam sekala besar.

Untuk pengelolaan penjernihan air gambut tersebut secara teknis, Manejer Permesinan UPT. RSTP, Izan, S.ST, M.Eng, memaparkan komponen yang harus disiapkan, berupa mesin, pompa mixing, serta memakai tabung kaolin.

Berikut spesifikasi alat yang harus disediakan, pertama tabung lamela kap 1 m2, tabung mixing bahan baku Kap 0.5 m2, tabung bahan kaolin kap 100 liter, pompa mixing, bak penampung air bersih, filter, serta box panel.

“Kapasitas produksi 2 ton air menghasilkan 2 meter kubik perjam air bersih,” terang Izan yang merupakan lulusan UGM itu.

Namun untuk kebutuhan di Inhil, terangnya lagi, untuk memenuhi kebutuhan air bersih itu tergantung kebutuhan dan besarnya kapasitas mesin yang dibangun.

“Kelebihan alat teknologi ini, harga lebih ekonomis, mudah dalam mengoperasikannya, bahan penjernih dari hasil alam riau, serta ramah lingkungan,” tutup Izan. (Syaf. Litbang)